Lets Search!

Facebook Connect


Giring Kini Berkamera


Saat vokalis Nidji, Giring Ganesha, meluncurkan buku fotonya awal Mei lalu, pertanyaan yang langsung keluar adalah apakah foto-foto karya Giring bagus?

Demikianlah, orang masih memandang karya foto dari sisi bagus atau tidaknya semata. Hal ini sebenarnya sah-sah saja karena karya foto, bagaimanapun, adalah karya seni visual yang dianggap bisa bagus dan bisa pula dinilai buruk.

Untuk kasus foto karya Giring, yang tidak sah adalah tolok ukur untuk memandang foto itu. Foto pemandangan tidak selayaknya dinilai dengan tolok ukur foto portrait. Foto pemandangan yang bagus membuat orang ingin mengunjungi tempat itu, tapi foto portrait yang bagus merekam karakter orang yang dipotret.

Kalau foto Giring dinilai seperti menilai foto sebuah lomba, banyak foto karyanya yang bisa dibilang tidak bagus, bahkan gagal.

Namun, kalau kita menilai karya Giring sebagai rekaman panggung yang tidak mungkin dibuat fotografer lain, barulah terasa ”kekuatan” foto-foto karya Giring itu. Tengoklah foto ”Gairah Penonton”. Foto itu tepat kebalikan dari foto-foto yang kita lihat dari sebuah pertunjukan Nidji. Foto dibuat bukan menghadap Nidji, tapi dari sisi Nidji.

Foto karya Giring yang lain adalah rekaman grup band yang tampil bersama Nidji, seperti Andra and The Backbone dan Gigi. Juga banyak foto tentang tempat yang dikunjungi Nidji dalam rangkaian konser A Mild Live Rising Stars.

Sekitar 150 foto dalam buku setebal 102 halaman ini memang bukan karya Giring saja. Beberapa personel Nidji juga menyumbangkan foto. Buku foto ini menjadi penting karena, bagaimanapun, rekaman visual dalam bentuk foto adalah rekaman yang jujur dan mudah dipahami. (ARB)

Source: Kompas|Sabtu, 31 Mei 2008 | 04:22 WIB

_NIDJI:intro_


Nidji is a band from Jakarta, Indonesian band, formed in February 2008, debuting their first major album BREAKTHRU' at 2006, has been received double platinum award.
The band's line-up is Muhammad Adri Prakarsa/ Adri (drums), Andi Ariel Harsya / Ariel (lead guitar), Giring Ganesha Jumaryo/ Giring (vocals), Muhammad Andro Regantoro/ Andro (bass), Muhammad Ramadista Akbar/ Rama (rhythm guitar) and Randy Danistha. RunD (keyboards).

The band's name is derived from the Japanese word "niji", which means "rainbow" but the band members added the letter "d" to add the Indonesian flavour to it. The rainbow also reflects the different music influences such as progressive, funk, alternative and pop.

Their debut album, BREAKTHRU' was released in 2006 with the singles "Heaven", "Hapus Aku", "Child" and "Sudah". Album BREAKTHRU' English Version was released in the other country in Asia at 2006 and was released in Indonesian market in 2007. The new album TOP UP, was recently released in November 2007 with the singles "Biarlah" & "Jangan Lupakan".

AML Rising Stars 2008 A Journey Through the Lens of Nidji


Konser A Mild Live Rising Stars 2008 telah menghasilkan sebuah karya berupa buku foto A Mild Live Rising Stars 2008: ‘A Journey Through the Lens of Nidji’ – sebuah buku foto yang dikemas dengan menampilkan keindahan panorama Indonesia serta kegiatan di atas dan di luar panggung di kota-kota tempat berlangsungnya konser A Mild Live Rising Stars 2008. Dalam buku foto ini terdapat beberapa foto hasil jepretan para personil Nidji, salah satunya adalah Giring sang vokalis, yang kebetulan memiliki hobi fotografi.

Pihak A Mild menghargai kegiatan positif yang dilakukan para personil Nidji. Di tengah kesibukan perjalanan konser yang panjang dan melelahkan, mereka masih dapat mengisi waktu luang mereka dengan kegiatan positif, sehingga menghasilkan suatu karya yang dapat dinikmati oleh music maniacs Tanah Air, terutama para Nidjiholic. Seperti yang diungkapkan oleh Brand Manager A Mild, Toni Darusman, “Dukungan yang diberikan A Mild dalam pembuatan buku foto A Mild Live Rising Stars 2008: ‘A Journey Through the Lens of Nidji’ ini merupakan salah satu bentuk apresiasi A Mild bagi band-band rising star yang telah sukses di industri musik Indonesia, salah satunya adalah Nidji, yang tetap mampu menghasilkan karya positif lainnya – selain lagu – berupa sebuah buku yang berisi foto-foto hasil hobi fotografi para personil Nidji selama perjalanan konser A Mild Live Rising Stars 2008.”

“Kami bangga menjadi fasilitator guna memberikan kebebasan kepada Nidji untuk semakin terpacu dalam berkarya, sehingga dapat menginspirasi grup band lain untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan positif selama perjalanan sebuah konser”, tutup Toni.

Kecintaan para personil Nidji terhadap dunia fotografi mereka salurkan selama perjalan mereka dalam rangkaian konser A Mild Live Rising Stars 2008. Hasilnya pun mereka rangkum secara apik dan menarik dalam buku foto A Mild Live Rising Stars 2008: ‘A Journey Through the Lens of Nidji.’ Melalui buku foto ini, Nidji ingin memotivasi para grup band baru berbakat yang memiliki impian untuk meraih prestasi di dunia musik serta kaum muda dewasa untuk meraih prestasi di bidang lainnya.

Seperti yang diungkapkan Giring sang vokalis, “Perjalanan konser A Mild Live Rising Stars 2008 ini benar-benar sebuah perjalanan konser yang menyenangkan. Karena kami memiliki hobi yang sama, yaitu fotografi, kami pun tidak menyia-nyiakan setiap momen dalam perjalanan kami, baik pada saat konser maupun di luar konser.” “Hasil jepretan kami tidak semuanya berupa human interest, tetapi ada juga foto-foto pemandangan / landscape keindahan kota-kota di Indonesia, terutama kota-kota tempat diselenggarakannya A Mild Live Rising Stars 2008,” tutup Giring.

source: amild.com

NIDJI di SCTV Music Awards 2008

tahun ini, nidji masuk di nominasi sctv music awards 2008 dengan video klip "biarlah" dari album "top up". biarlah dengan nomor urut 14. ajang penghargaan insan permusikan ini diadakan setiap tahun oleh stasiun televisi sctv dan tahun 2008 ini mengambil tema "go gadget" dan pemilihan secara pooling via sms dari 30 maret sampe 13 mei 2008.

tahun ini ada 7 kategori penghargaan yang diperebutkan antara lain: album pop & pop rock (duo/ group) paling ngetop, album pop (solo) paling ngetop, album pendatang baru paling ngetop, album ost paling ngetop, lagu paling ngetop, video klip paling ngetop dan special awards (hits maker). ada 24 nominasi yang berasal dari penyanyi solo maupun group/ duo yang memiliki lebih dari 100 ribu kopi dalam penjualan albumnya sepanjang tahun 2007.

apakah nidji akan memenangkan salah satu penghargaan tersebut? tunggu aja pengumumannya hari jumat depan (23.05.2008) secara langsung di sctv.

list lengkap nominasi sctv music awards 2008 ada di: SINI

Nidji di EUROphoria

Senin (19 mei 2008) tepatnya mulai jam 8 malam, Nidji akan meramaikan acara EUROphoria, salah satu acara di RCTI dalam rangka piala EURO 2008. Selain NIDJI akan tampil pula secara live dari studio 1 RCTI Kebonjeruk Jakarta, juga ada Andra & The Backbone dan juga Bondan & Fade2Black.

Buat NIDJIholic yang akan ikut secara langsung meramaikan acara ini bisa ngedapetin tiket atau undangan masuknya mulai sore ini di Basecamp NIDJI Pengadegan Jakarta. Seandainya gak bisa hadirpun dapat melihat siaran langsungnya mulai jam 8 malam di RCTI.

Nidji Launches Photo Book (The Jakarta Post)


Popular Indonesian band Nidji launched a picture book during their performances in A Mild Live Rising Stars concerts.

The book, titled Through the Lens of Nidji, comprises pictures, most taken by vocalist Giring, showing the band onstage and off during concerts in 29 cities across the country.

"Some of Nidji's personnel are photography hobbyists. The pictures show beautiful scenery in the cities as well as telling human interest stories during the concerts," Giring said during Sunday's launch of the book.

The launch took place during the final concert, themed The Choice is Yours, at the Jakarta Convention Center in Central Jakarta.

The concert also featured such popular bands as Peterpan, Andra & The Backbone, The Titans, Matta, Anima, ST12, The Rain and Repvblik. --JP/A. Junaidi

source: the jakarta post

Nidji di Ultah Ke 2 OB RCTI

hari rabu besok (14.05.2008) tepatnya jam 10 malam di rcti akan disiarkan ulang tahun OB yang kedua dengan tema "lucu itu indah". nidji ambil bagian meramaikan acara ini sebagai bintang tamu. sebelumnya nidji juga pernah tampil di acara ini.

buat nidjiholic yang berminat menghadiri acara ini langsung dari studio 1 rcti, ada undangan khusus yang dapat diambil di basecamp nidji di pengadegan jakarta.

Making The Video, Arti Sahabat - II


beberapa waktu yang lalu, tepatnya hari minggu (20.04.08) nidji melalukan pengambilan gambar untuk video klip lagu "arti sahabat". tahun sebelumnya lagu ini pernah dibuat video di kawasan monas untuk theme mtv staying alive 2007, keduanya melibatkan nidjiholic sebagai modelnya.

pembuatan video klip kedua ini mengambil tema "prom night" disesuaikan dengan tema lagu "arti sahabat" sendiri, video klip ini di sutradarai abimael gandy yang juga pernah menangani video klip "biarlah".

saat ini video klip "arti sahabat" udah diputer dibeberapa televisi, beberapa foto pernah kita ambil pada saat event ini dan dapat dilihat di:
http://galerinidji.blogspot.com/2008/05/making-video-arti-sahabat-ii.html

Ayahanda Ariel ‘Nidji’ Meninggal

Kali ini Nidji tampil tanpal Ariel, sang gitaris andalan. Bukan perpecahan dan bukan resign. Ketidak hadiran Ariel dikarenakan musibah yang telah menimpa keluarganya. bapaknya Aril meninggal dunia Minggu (11/5) jam 08.00 WIB, di Rumah Sakit Tebet, Jakarta Selatan.

Ayahanda Ariel meninggal karena terserang stroke yang sudah tidak bisa disembuhkan lagi, sehingga pada acara yang digelar oleh sebuah produk rokok dan salah satu televisi swasta di JHCC Jakarta, tadi malam, Minggu (11/05) tanpa sang gitaris Ariel. "Bapaknya Aril kembali masuk RS pada hari Sabtu (10/5), Ariel yang bawa bapaknya ke RS" ujar para personil Nidji, teman-temannya Ariel kepada kroscek.

Menurut seluruh personil Nidji Ariel bukan tidak datang sama sekali, tetapi sebelum acara dimulai, pagi-pagi sekali Ariel sudah datang, dan memberitahukan tidak bisa bersama Nidji.
"Sebagai keluaga besar Nidji dan manajemen kami mengucapkan turut berduka cita" ujar Giring yang mewakli teman-temannya. Mereka merasa sedih dan merasakan ada kekuranga n dengan ketidak hadirian Ariel, sepertinya band mereka turut kehilangan nyawa.

source: kroscek

Nidji Sesalkan Kehadiran Bluethooth

Nidji sebagai band baru kenamaan di Indonesia sangat menentang sekali dengan pembajakan kaset dan lagu-lagu. Mereka juga tidak suka untuk mendapatkan lagu dengan download dan bluetooth, dan jangan pernah mengcopy ulang ke kaset kosong. "Dengan cara yang demikian akan menghancurkan industri musik di Indonesia, dan membuat masyarakat tidak apraised lagi terhadap musik di tanah air" kata Giring vokalis Nidji selesai manggung Minggu (11/5) tengah malam di Jakarta Convention Centre JCC Senayan Jakarta.

Jika ingin menikmati lagu-lagu dan musik Indonesia Nidji mengajak masyarakat mulai sekarang untuk memiliki kaset yang asli. Menurut vokalis kribo itu pembajakan tidak hanya terjadi pada dunia musik, tetapi juga sudah ke lainnya. Dengan adanya pembajakan Nidji merasa sudah menjadi hal biasa dan tulkus-tulus saja. "Kami juga sebenarnya tahu setiap lagu akan dibajak, baik yang baru maupun yang lama" kata Giring. Lalu diantara mereka saling berolok-olok. "Memangnya HP lo ada bluetoothnya" kata mereka.

source: kroscek

Ariel Nidji Berduka

Berita duka datang dari gitaris Nidji, Ariel. Ayah dari Ariel meninggal dunia pada minggu sore, 11 Mei 2008. Almarhum Andi Ashar menutup usia di umur 65 tahun karena penyakit jantung yang diderita sejak lama. Almarhum dikebumikan pada pukul 13.00 di Tempat Pemakaman Umum Kalisari, Jakarta.

Berita duka itu datang sesaat sebelum Nidji tampil di penutupan Rising Star di Jakarta Hall Convention Center pada hari minggu lalu. Akhirnya Nidji tampil menghibur para penonton Rising Star tanpa Ariel. Walau hanya tampil dengan satu gitaris, Nidji tetap tampil memuaskan. Para penonton Rising Star pun ikut mendoakan arwah almarhum bersama-sama.

source: musica

Muhammad Adri Prakarsa (13.05.1983 - 13.05.2008)


hari ini adri (muhammad adri prakarsa) drummer nidji yang suka ama kegiatan olahraga & travelling ini genap berusia 25 tahun. semoga dengan bertambahnya usia makin tambah kreati dalam bermusik. siapa sih sebenarnya dummer "pendiam" ini? berikut kutipan dari profilnya yang pernah termuat di haistar edisi lalu.

Latar belakangnya yang sarat “kekerasan” ternyata terus berlanjut . Malah membawanya kepada ketenaran dan kegemilangan.
Gue suka banget berantem. Waktu gue kecil yang menonjol dari diri gue adalah berantem!

Begitu kata sosok bernama lengkap M. Adri Prakarsa. Untung tongkrongan yang ngomong kayak gitu tadi nggak sangar-sangar banget. Sebaliknya kesan pertama yang muncul begitu melihat penampilannya kebayang kalo enak banget diajak berteman. Kalo nggak, begitu denger kata-katanya tadi pasti udah langsung ngabur.

Emang bener, pasti nggak banyak yang nyangka kalo cowok ini sempet berkelakuan kayak preman. Cara ngomongnya sih emang tegas, alias to the point. Becandaannya juga standar abis. Tapi tetep aja nggak nakutin lantaran gayanya yang nyantai dan asik aja. Tapi ngomong-ngomong sedahsyat apa sih hobi berantemnya dulu?

Usut punya usut, kelahiran 13 Mei 1983 ini emang lumayan gape bela diri. Ilmu yang dimilikinya adalah jiujitsu. Ilmu yang udah dipelajarinya bertahun-tahun sehingga mencapai tingkatan yang cukup tinggi, ban cokelat. Ya, bisa dibilang ini ada hubungan juga dengan tradisi keluarganya yang rata-rata ikut latihan bela diri semua.

Yang jelas cerita tentang hobi berantemnya Adri, begitu nih cowok biasa disapa, udah berlalu lama sekali. Sekarang kegiatan yang dilakukannya lebih positif, meski tetep aja ada hubungannya dengan pukul memukul. Hanya saja yang dipukulnya kali ini nggak bakal mendendam. Secara target operasinya tuh kulit drum!

Yap, sulung dari dua bersaudara ini sekarang udah ngetop sebagai drummer. Lewat pukulannya yang mantap dia menjadi salah satu personil yang berhasil mengangkat nama Nidji ke permukaan. Entah siapa yang lebih beruntung, Nidji atau Adri sendiri?

Kalo melihat sejarah bergabungnya Adri ke dalam formasi Nidji, prosesnya buat mencapai poularitas emang nggak sebentar. Bareng rekan-rekannya yang sekarang, Adri membentuk Nidji pada tahun 2002. Waktu itu mereka nggak langsung jadi band rekaman. Tapi sebagai band yang cuma main di panggung-panggung kecil. Itupun dengan jadwal yang jarang-jarang banget. Tapi berkat ini pula muncul feeling dalam diri Adri kalo antara dia dan rekan-rekan yang lain punya visi dan misi yang sama.

Kenapa masa-masa awal di dalam sebuah band dirasa sulit bagi Adri? Soalnya cita-cita yang diniatinnya sedari kecil nggak ada hubungannya sama sekali dengan dunia musik. Malah bisa dibilang nih cowok nyasar banget bisa sampai ke sini.

Sempet juga sih waktu kecil Adri tertarik sama musik. Tapi itu juga nggak yang lantas langsung jadi hobi berat. Lebih tepatnya gara-gara dicekokin dengerin lagu-lagu kesukaan bokap. Makanya waktu itu musik yang dicernanya bukan musik yang anak muda banget.

Nggak heran makanya waktu itu niatnya buat nge-band nggak nongol. Meski begitu Adri nggak lantas jauh dari musik juga. Kebetulan pada masa-masa itu konser artis luar lagi kenceng-kencengnya di Jakarta. Nah, hobi musik Adri jadinya lebih kepada asik nontonin konser-konser musik. Nyaris semua konser yang pernah digelar ditontonnya. Salah satu yang paling diingatnya adalah konser Jak Jazz. Di situ Adri terkagum-kagum melihat aksinya George Benson dan Casiopea.Keasikan Adri nontonin konser nyatanya nggak cuma sekadar penonton yang berkelakuan standar-standar aja. Sebaliknya di setiap konser nggak jarang Adri ikutan nyanyi. Bahkan sampai lompat-lompat bak anak kecil kegirangan dikasih mainan. Malah pernah lebih gila lagi yaitu sampai berteriak-teriak histeris. Tentunya itu buat performer yang emang dikenalnya banget.

Yang jelas dari situlah ketertarikannya terhadap dunia panggung mulai muncul. Di sela-sela kesibukannya bertingkah gila-gilaan, Adri selalu menyempatkan diri buat memperhatikan teknis panggung dari musisinya. Makanya sedikit banyak nih cowok mulai bisa mengomentari seru atau tidaknya aksi dari penampil di atas panggung.

Akhirnya ketertarikan Adri terhadap dunia musik bener-bener muncul pas duduk di bangku SMP. Tepatnya waktu niat banget buat manggung di prom night sekolahnya. Hanya saja sayangnya waktu itu kemampuan bermusiknya belum ada sama sekali. Sampai akhirnya ada momen penting yang membuka peluangnya.

Setelah mendapat pengalaman “spiritual” dari Gilang Ramadhan, maka dimulailah petualangan Adri mencari jati diri di dunia musik. Pilihan pun udah ditetapkan sebagai seorang drummer. Kursus drum pun diikutinya demi mempercanggih skill-nya. Soal kursus drum ini, ada kisah unik yang pernah dilakoninya.

Tapi belakangan pilihannya sebagai pemain drum semakin mantap. Karena ada beberapa hal yang menguatkan niatnya.

Belakangan terbukti kalo Adri emang punya bakat jadi pemain drum. Bisa jadi juga karena nih cowok udah terbiasa dengan kegiatan pukul memukul sejak kecil. Tapi jelas bukan itu basic yang dipakainya. Faktor kesukaannya terhadap permainan Gilang Ramadhan karena ciri musik yang dimainkan lebih ke jazz. Emang buat urusan musik kuping Adri sebenernya udah terbiasa dengan ciri black musik, macam jazz dan soul.

Makanya waktu awal-awal mulai bermain drum, sebisa mungkin Adri mengikuti gaya permainan drum yang ada di musiknya Stevie Wonder, Al Jarreau, dan Chic Corea. Nggak heran kalo Adri pernah direken sebagai pemain drum berkarakter jazz.

Nah, karakter inilah yang sempet dibawanya hingga saat nge-band bareng Nidji. Padahal yang kita tahu musiknya Nidji sekarang tuh jauh banget dari apa yang jadi basic-nya Adri. Jadi bisa dibayangkan kalo waktu awal-awal Nidji itu ada pertentangan soal ego dari dalam diri masing-masing personil.

Tapi seperti yang udah kita tahu juga, musik Nidji nyatanya udah paten terbentuk. Terutama dari soal ciri. Satu hal yang menarik adalah ini berawal juga dari perubahan besar yang terjadi dalam diri Adri.

Seberapa besar peran Adri sebenarnya dalam formasi Nidji?
Asal tau aja di dalam Nidji nggak ada satu orang yang terlalu dominan atau paling berkuasa soal urusan musik. Semuanya dilakukan secara bareng-bareng. Makanya semua personil pun bisa memaksimalkan perannya di situ.

Termasuk Adri yang mengaku kalo dirinya bisa jadi songwriter, atau bahkan jadi arranger juga. Salah satu contohnya adalah saat dia menulis lagu Sudah bareng Rama, gitaris Nidji.

See? Bukan berarti jadi seorang drummer itu tahunya cuma ngasih beat-beat buat musik aja. Kalo kayak Adri yang bisa nulis lagu juga berarti bisa dibilang perannya sebagai drummer udah sangat maksimal. Ditambah lagi seorang drummer punya kuasa juga buat nentuin feel dari sebuah lagu.

Ini termasuk kuasanya buat bikin sedemikian rupa lagu yang telah diaransemen bareng-bareng terdengar lebih khas. Contohnya pada setiap lagu Adri berusaha masukin permainan yang jadi ciri khasnya. Makanya kelihatan kalo antara lagu Nidji yang satu dengan yang lain terdengar seperti ada semacam pola yang khas.

Tapi tetep aja respek Adri terhadap personil Nidji yang lainnya sangat besar. Soalnya yang terpenting di antara mereka adalah bisa sharing satu sama lain. Juga karena teamwork-nya udah terbentuk dengan asik banget. Kapanpun diperlukan mereka bisa langsung saling ngisi.

Berita Duka Dari NIDJI


minggu malam lalu (11.05.2008) bertepatan saat nidji akan tampil di ajang aml rising stars 2008 terakhir di kota jakarta, andi ashar (ayahanda andi ariel harsya - gitaris nidji) meninggal dunia dengan tenang di rs tebet jakarta pada jam 8 malam. berita tersebut mengejutkan seluruh personil & kru nidji yang saat itu sudah mempersiapkan diri untuk tampil total di penghujung acara ini, ariel-pun absen dan menyisakan kelima personil nidji lainnya (adri, andro, rama, rund & giring) untuk tampil menutup aml rising stars di jakarta. satu lagu (jangan lupakan) dipersembahkan buat almarhum di tengah acara disertai backdrop tentang meninggalnya ayahanda ariel.

mewakili nidjizone, nidjiholic.com dan milis nidjiholic turut berduka cita atas meninggalnya ayahanda ariel nidji, semoga amal baik beliau dapat diterima & mendapat tempat yang layak di sisi-Nya dan untuk keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, kesabaran & keikhlasan.

_______________tam
tamtomo@nidjiholic.com

The Lens of Nidji


Sebuah buku bertajuk The Lens of Nidji resmi diluncurkan di Backstage Cafe and Resto, Ancol, Jakarta, Sabtu(10/5). Buku itu bertajuk The Lens of Nidji. Isinya, fotofoto hasil jepretan Giring, vokalis Nidji, dan kru Nidji lainnya. Gambar-gambar terekam selama perhelatan A Mild Rising Star di 27 kota.

Istimewanya, buku ini hanya dicetak terbatas, cuma seribu eksamplar. Diperuntukkan untuk Nidjiholic dan para wartawan yang meliput final A Mild Live Wanted Rising Star. Dari sejumlah foto yang termuat, salah satu yang cukup menarik adalah hasil jepretan Giring saat dalam perjalanan menuju Lhoksamawe. Sebuah foto siluet. Di situ terlihat Ariel Peterpen berada di atas atap bus. Background foto adalah langit yang kebetulan berawan bagus.

"Saya menjepretnya saat baru terbangun dari tidur. Ariel sempat teriak, ada momen bagus. Tetapi menurut saya, Ariel adalah momen yang bagus," kata Giring mengomentari foto bertajuk love and peace.

Galeri AML Rising Stars 2008


Giring & Foto

Kecintaan Giring, vokalis Nidji terhadap dunia fotografi berbuah manis. Ia kini telah merilis sebuah buku foto. Lihat keceriaan Giring membidik dengan kamera tercinta.


Nidji akan Gelar Pameran Foto


Berawal dari hobi fotografi, para personel Nidji akhirnya berinisatif untuk menggelar sebuah pameran fotografi tentang perjalanan karier grup band mereka. Rencana pameran fotograi Nidji akan diadakan di Venue Cafe.

Berkat gagasan tersebut, Giring (vokal), Adri (drum), Ariel (gitar), Andro (Bass), Rama (Gitar), dan Runda (keyboard), harus rajin hunting gambar demi mempersiapkan materi foto dalam pameran tersebut.

Hebatnya lagi dari insiatif sendiri, Nidji akhirnya mampu mendapatkan sponsor untuk pagelaran pameran fotografinya. Bahkan pihak sponsor menwarkan Nidji untuk meluncurkan buku biografi mereka. Alhasil karena pameran tersebut kesibukkan para personel Nidji semakin bertambah. Tak hanya tour ke beberapa kota, Giring, Andro, Rama, Adri, Ariel dan Rama juga harus hunting gambar.

source: selebtv

Giring Nidji Alih Profesi 'Jadi' Wartawan

Sosok wartawan bukanlah makhluk aneh bagi Giring, vokalis band Rising Stars yang mengalami perjalanan konser paling panjang- Nidji. Wartawan adalah dirinya dan musik adalah hidupnya. Demikian dituturkan Giring dalam acara peluncuran buku foto 'Through the lens of Nidji' di Backstage Ancol kemarin, Sabtu (10/5).

Kesukaan Giring terhadap kerja wartawan, ternyata selama ini terlepas dari perhatian wartawan itu sendiri. Begitu juga para Nidjiholic (sebutan penggemar Nidji). Mengapa Giring setiap konser di sejumlah daerah selalu menenteng kamera layaknya seorang fotografer? Apakah kamera itu merupakan property penampilanya di atas panggung? Ternyata tidak.

'Saya punya hobi fotografi. Kebetulan almarhum bapak saya adalah wartawan di
kantor berita Antara dan Harian Berita Yudha Jakarta,'' ungkap Giring yang menggemari hobi fotografi sejak usia sekolah dasar (SD). Almarhum bapaknya memahami kesukaan Giring kecil, maka pada usia remaja dan menginjak dibangku SMP, Giring mendapat hadiah kamera dari bapaknya, dan kamera tersebut hingga sekarang masih tersimpan di rumah sebagai kenang-kenangan yang paling berharga.
''Kamera pemberian bapak saya itu hingga sekarang masih saya simpan. Begitu juga hasil karya bapak saya selama menjadi wartawan,'' ungkapnya lagi.

Kenapa Anda tidak melanjutkan profesi bapak Anda? ''Bagi saya musik adalah hidup saya. Sedangkan fotografi adalah hobi saya. Dulu saya pernah ditawari bapak untuk menjadi wartawan, tapi saya juga tidak bisa meninggalkan musik. Mungkin karena darah seni bapak saya, selain wartawan, almarhum juga hobi musik,'' kenang Giring yang dalam perjalananya mengabadikan foto-foto peristiwa selalu dibantu kakaknya, Wina dan Tita, yang juga seorang pelukis.

Kamera dan peristiwa, merupakan bagian dari sejarah yang berharga. Bukan tanpa alasan bila selama ini kamera merupakan 'kekasih' yang selalu setia menemani
kehidupan Giring kemanapun berapa. Giring sangat paham nilai-nilai sebuah sejarah yang terdokumentasi dengan baik. Dan fotografi tidak hanya menyimpan nilai esteika
dalam bentuk visual belaka, tetapi lebih dari itu.

Berbicara soal karya jurnalistik, Giring tidak bermaksud mengunggul-unggulkan tugas bapaknya yang merupakan wartawan senior dan memiliki semangat luar biasa dalam menjalani tugas-tugas jurnalistiknya. Siapa yang tidak kenal Pak Djumario, wartawan yang selalu meliput di daerah-daerah konflik, seperti peperangan di Kamboja dan perang di Timur-Timor (Tim-Tim). Hasil karya jurnalistik menegangkan itu sampai sekarang masih disimpan Giring sebagai bukti sejarah yang berharga. Rencananya foto-foto tersebut akan dibukukan dalam buku karya jurnalistik bapaknya.

''Perjalanan jurnalistik almarhum bapak saya telah memberikan inspirasi positif
bagi perjalanan konser saya. Pada saat-saat tertentu saya selalu mengabadikan peristiwa lewat foto,'' kata Giring sembari memamerkan hasil karyanya selama dalam perjalanan konser di berbagai daerah telah menghasilkan 4000 karya foto. Sebanyak 74 karya foto pilihan dibukukan dalam 'Through the lens of Nidji'.

Hasil karya Giring tidak hanya berupa human interest, tetapi ada juga foto berupa landcape (pemandangan) keindahan kota-kota di Indonesia, terutama kota tempat diselenggarakannya konser A Mild Live Rising Satars 2008.

source: sumatera express

Asal Bagus Semua Dipotret

MUNGKIN belum banyak orang tahu bahwa vokalis grup musik Nidji, Giring, punya bakat lain di luar menyanyi yakni memotret. Uniknya, teman-teman sesama personel Nidji juga punya bakat yang sama. Apa saja yang mereka potret?

Giring rupanya selalu mengamati keindahan kota dan alam di setiap kota yang dia singgahi untuk pergelaran konsernya. Ketemu pemandangan gunung yang indah dia potret. Ketemu pantai yang molek, dia jepret. Ketemu persawahan yang hijau menyejukan, dia langsung ambil kamera. Pokoknya apa saja yang dia lihat sebagai keindahan langsung dia jepret.

Bahkan saat manggung bersama kelompok musik Gigi dan Peterpan, Giring sempat-sempatnya mengambil kamera buat menjepret penyanyi lain yang tampil sepanggung dengannya. Nah, foto-foto apik hasil jepretannya itu kemudian dia bukukan dengan judul Through The Lens of Nidji. Sebuah buku yang dikemas dengan menampilkan keindahan panorama Indonesia serta kegiatan di atas dan di luar panggung di kota-kota tempat berlangsungnya konser A Mild Live Rising Stars 2008.

"Karena kami memiliki hobi yang sama, yaitu fotografi, kami pun tidak menyia-nyiakan setiap momen dalam perjalanan kami. baik pada saat konser maupun di luar konser," jelas pria berambut keriting kruel-kruel mirip kribonya Andi F Noya itu saat ditemui dalam peluncuran buku fotonya di Back Stage, Ancol kemarin.

Giring yang ditemani sang pacar menyebutkan, kalau hasil jepretannya tidak semuanya mangandung unsur human interest tapi ada juga foto-foto pemandangan atau landscape keindahan kota-kota di Indonesia, terutama kota-kota tempat konsernya.

"Ada juga foto Ariel Peterpan, idola saya. Juga ada foto Armand Maulana (Vokalis Gigi) yang selalu berjoget saat menyanyikan lagi nakal. Tidak ada yang menarik kecuali cerita di balik foto tersebut," tutur penyanyi yang punya ciri khas dengan selempang kain di leher dan gaya jingkrak satu kaki itu.

Rupanya hobi memotret itu diwariskan oleh sang ayah. Di antara para personel Nidji, Giring memang yang paling hobi memotret. Namun foto-foto yang terpajang dalam buku tersebut tak semuanya karya vokalis berambut keriting itu. Rama, Andro, Ariel, Adri, Randy bahkan Vele manajer Nidji pun turut menyumbang foto.

Source: tribun timur

Giring Nidji Fotografer Handal


Tak hanya mahir bernyanyi, vokalis Nidji Giring Gahesa ternyata juga pandai memotret. Sejak kecil pria kelahiran Jakarta ini sudah memiliki hobi fotografi. Bakat Giring dalam seni fotografi ia wariskan dari ayahnya. Alhasil, karena kemahirannya memegang kamera, Giring beraksi di depan para wartawan

Ada-ada saja ulah yang diperlihatkan Giring usai acara press conferenc. Karena dirinya juga suka dunia fotografi, maka dengan spontan dirinya memotret para wartawan yang sedang mengabadikan gambarnya. Sambil beraksi layaknya fotografer profesional Giring mengatur para wartawan untuk berpose. Giring pun terlihat menikmati aktivitas pemotretannya.

Setelah beberapa gambar diambil dengan kamera profesional, Giring meminta seorang fotografer professional untuk mengecek hasil jepretannya. Ternyata lumayan juga hasil jepretan Giring. Wah kalau gitu kapan-kapan bisa beralih profesi jadi tukang foto dong!

source: selebtv

Nidji Berbagi 'Mata' Lewat Buku Foto


Hobi Giring, vokalis Nidji membidik momen lewat kamera berbuah karya. Nidji akan berbagi pengalaman mata yang mereka jepret lewat buku foto 'Through the Lens of Nidji'.

"Dari awal ditawarin, gue nggak mikir. Langsung oke-oke aja. Ini sebuah kesempatan," ujar Giring kepada detikhot via ponselnya, Kamis (8/5/2008).

Di antara para personel Nidji, Giring memang yang paling hobi memotret. Namun foto-foto yang terpajang dalam buku tersebut tak semuanya karya vokalis berambut keriting itu. Rama, Andro, Ariel, Adri, Randy bahkan Vele manajer Nidji pun turut sumbang foto.

Giring bertutur, buku tersebut menceritakan hanya hal dan banyak tempat dari sudut pandang yang ditangkap Nidji. Perjalanan mereka tur 'Rising Stars 2008' di 28 kota memberikan banyak pengetahuan dan inspirasi baru.

"Kita keliling 28 kota, kenapa nggak kita berbagi sama orang. Kadang orang awam nggak tahu tentang Indonesia seutuhnya. Banyak hal yang pengen diceritain. Di buku ada tentang pemandangan Indonesia, ada juga perjalanan tur ini dan band-band yang ngisi," jelas Giring.

Untuk buku ini, Nidji telah menyetor sekitar 2.000 foto. Setelah mengalami seleksi akhirnya sekitar 100 foto tersaring dan terpampang dalam buku karya mereka.

source: detikhot

Giring Stop Rokok dan Alkohol

Siapapun tahu rokok dan alkohol tak baik untuk kesehatan. Bahkan mereka yang mengkonsumsinya. Namun ada saja hambatan atau kesulitan untuk menghentikan kebiasaan tersebut.

Giring, vokalis 'Nidji' punya pendapat serupa. Beruntung, kini ia bisa berhenti. Usut punya usut, ternyata Gito Rollies ambil andil dalam perubahan baik di diri pria berambut keriting tersebut.

"Kalau dengar cerita Oom Gito dulu nggak usah diikutin tapi sekarang melihatnya jadi dai, terus kisahnya berubah, aku sekarang udah nggak merokok dan nggak minum alkohol lagi," papar pria kelahiran 14 Juli 1983 itu.

Sebelumnya menurut penyuka sushi itu, istri Gito, Michelle sempat bercerita bahwa suaminya dulu ingin bertemu dengannya. Giring pun sempat minder. Merasa dirinya pendatang baru di blantika musik Indonesia. Namun mereka tak sempat bersua.

Walau tidak mengantar Gito ke peristirahatan terakhir, Giring menyempatkan diri ke acara 40 hari meninggalnya tokoh musik Indonesia itu. Senin (7/4/2008) malam Giring menyambangi kediaman Almarhum di Jl Mabad II, Rengas, Bintaro, Tangerang.

Kembali soal keberhasilannya menghilangkan kebiasaan merokok dan minum alkohol, Giring mengaku punya alasan kuat. "Aku mau punya simple life with simple problem," tandas Giring optimis sembari melirik dan tersenyum pada sang kekasih Inka di sisinya.

source: detikhot


>/span>

AML Rising Stars 2008 Jakarta


A Mild Live Rising Stars hadir kembali. Band-band ngetop Indonesia akan tampil bersama dalam satu panggung, seperti Nidji, Peterpan, GIGI, The Titans, Andra and the backbone, Matta, D'Massive dan Band Finalis Wanted.

Tanggal & Tempat :
Minggu, 11 Mei 2008
Jam: 19.00-selesai

Lokasi:
Plenary Hall, JCC Jakarta

Promotor:
Deteksi Production

Ticket:
VIP Rp. 100.000,-
FESTIVAL Rp. 50.000,-

Rama "Nidji": Main Hati

Gitaris yang tubuhnya semakin hari makin berisi ini mengaku sedang menikmati, Main Hati-nya Andara and The Backbone.

Rama si gitaris Nidji mengaku belakangan ini sedang mengulik album Season 2-nya Andra And The Backbone. "Gue fansnya Backbone. Gue Backboners," aku cowok yang saat dihubungi sedang berada di Kupang.

"Main Hati lagu favorit gue tuh!" timpal cowok berambut jigrak ini.

Selain Main Hati, Rama juga menaruh perhatian pada Kepayang dan Tak Ada Yang Bisa. "Kepayang asik, Tak Ada Yang Bisa, lagu jualannya," bilang Rama, dengan nada sok serius. Tapi nih cowok sejujurnya merasa nggak puas dengan album kedua Backbone.

"Jujur, gue masih lebih suka album pertama," tutup pengagum Gita Gutawa ini.

source: hai-online

Nidji Bangga Bisa Hibur Demonstran

Grup band Nidji bangga bisa tampil dihadapan ribuan demonstran, dalam perayaan Hari Buruh Sedunia. Kebanggaan terasa, begitu senyum menghiasi wajah para demonstran.

"Kita semua merinding, sebab ini momen manggung kita paling keren dari yang pernah kita lakukan. Karena, ini hari buruh sedunia. Kita juga sempat tidak percaya bisa diundang dan kita senang bisa tampil di sini. Ketika manajemen menawari kita harus mau," ujar Giring, vokalis Nidji saat ditemui di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (1/5/2008).

Nidji menambahkan, kesediaan mereka tampil dalam perayaan Hari Buruh di Gelora Bung Karno tadi, bukan semata-mata karena materi. Melainkan, mereka hanya ingin menyenangkan para buruh.

"Kita adalah buruh musik, karena itu kita akan terus berkarya. Kita juga tadi sempat bangga melihat mereka tersenyum, yang mungkin kita tak pernah melihat mereka tersenyum," ucap Giring penuh haru.

source: okezone

Giring: Beli MP3 Dosa Banget!

Setelah menghibur ribuan buruh dalam rangka Mayday, Nidji pilih jadi pejuang. Grup beranggotakan Giring (vokal), Rama dan Ariel (guitar), Adrie (drum), Andro (bass) dan Run-D (keyboard) itu ingin memerangi MP3.

"Pokoknya beli MP3 itu dosa banget," ungkap Giring yang berambut keriting menyatakan hal tersebut saat ditemui di Istora Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (1/5/2008).

Bagi vokalis band yang berkiblat pada U2 dan Radiohead tersebut, format lagu MP3 merupakan salah satu bentuk pembajakan terhadap hasil karya para musisi.

"Kita gampang banget download (MP3-red.) terus ngopi ke beberapa orang. Itu merugikan banget," jelas pria kelahiran 14 Juli 1983 tersebut.

Menurut data ASIRI (Asosiasi Rekaman Indonesia) peredaran bajakan karya rekaman suara terus meningkat. Tahun 2007 lalu angka tersebut naik lagi menjadi 443.556.298.

Karena itu pula, Giring menuturkan, tahun ini akan menjadi momen yang tepat untuk lebih giat memerangi pembajakan. Apalagi, mengingat aksi bajak-membajak disebutnya memutus sumber rezeki para musisi.

source: detikinet

Nidji Rela Dibayar Setengah Demi Buruh

Mayday telah tiba. Nidji tak ketinggalan ambil bagian. Mereka menghibur ribuan buruh. Pengalaman itu punya kesan tersendiri bagi Giring cs. Soal bayaran pun tak jadi masalah.

"Kita kaget juga diundang para buruh. Dibayar setengah juga mau kok. Kita memandang itu kalau soal ini. Mereka kan pahlawan devisa. Kalau nggak ada buruh mungkin kita nggak bisa apa-apa," ungkap sang vokalis Giring.

Ditemui di Istora Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (1/5), pemilik rambut keriting itu juga mengkritik pemerintah. Kata Giring, masih banyak PR bagi pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi para buruh.

Dalam kondisi yang memprihatinkan, Giring cs pun merasa sebagai buruh. "Kita kan juga buruh musik. Sebagai kontribusi kita tadi baru memikirkan buat lagu untuk buruh," janji pelantun Child tersebut menutup pembicaraan.

source: harian global

May Day Fiesta: Nidji Sapa Buruh Di Hongkong

Vokalis grup band Nidji, Giring melalui telepon selulernya menyapa Titi, seorang buruh migran asal Indonesia di Hongkong saat tampil menghibur ribuan buruh pada acara May Day Fiesta 2008 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (1/5).

Menurut Giring, Titi ia kenal saat Nidji melakukan konser di Hongkong beberapa waktu lalu. Dalam percakapan tersebut Giring mengajak ribuan buruh yang berkumpul di Gelora Bung Karno untuk menyapa Titi.

"Titi aku di sini bersama teman-temanmu buruh di Indonesia. Mereka ingin menyapa kamu," ujar Giring seraya mengajak semua buruh untuk berteriak halo pada Titi. Setelah perbincangan kurang lebih tiga menit, Nidji kemudian menyanyikan lagu berjudul Pulang dari album Top Up yang spesial dinyanyikan untuk Titi dan buruh migran Indonesia.

Giring mengaku penampilan Nidji kali ini sangat luar biasa karena bisa mendapat kesempatan tampil di depan ribuan buruh Indonesia.

source: kompas

May Day Fiesta: Dihibur Nidji, Ribuan Buruh Berjingkrak

Ribuan buruh yang memadati Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, (1/5), berjingkrak- jingkrak, ketika Grup Band Nidji menghibur mereka dengan sejumlah lagu andalan dalam rangkaian memperingati May Day (Hari Buruh Sedunia).

"Hidup Buruh. Hidup Indonesia," demikian Giring, Vokalis Nidji, ketika memulai aksinya di depan ribuan buruh. Para buruh serempak menyahut. "Hidup Indonesia. Hidup..."

Nidji yang semua personelnya siang itu mengenakan pakaian hitam-hitam (baju dan celana hitam) tampak bersemangat menghibur para buruh. "Jauh-jauh ke sini senang juga nonton Nidji. Nggak rugi," kata Wati (20) buruh asal Jakarta Barat dengan wajah sumringah.

Bersama teman-temannya, Wati meluapkan kegembiraan siang itu dengan tertawa dan ikut menyanyi lagu yang dibawakan grup band yang tengah digandrungi anak muda ini.

Para buruh tampaknya sangat senang dihibur grup band anak muda tersebut. Senyum merekah dari wajah mereka yang berkeringat karena terik panas matahari begitu mendengar lantunan Nidji. Ketika Giring meminta para buruh mengangkat kedua tangan, serempak para buruh mengikuti perintah vokalis berambut gimbal tersebut.

Sejumlah buruh berusaha menghampiri panggung tempat grup band anak muda tersebut manggung namun usaha mereka dihalau aparat keamanan. Bendera sejumlah organisasi buruh dikibar-kibarkan didekat panggung.

Organisasi buruh yang memperingati May Day di Gelora Bung Karno terdiri dari Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Serikat Pekerja Nasional (SPN), dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI).

Peringatan di Stadion Bung Karno dihadiri sejumlah pejabat diantaranya Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid dan Anggota DPR RI Suripto.

source : kompas

Nidji & StarOne



Rising Stars Menghiasi Singaraja

"Nidji ingin membuat rakyatnya bangga terhadap bangsa Indonesia, karena kita sendiri cinta Indonesia,"
Langit senja Singaraja sudah mulai menggelap, tandanya A Mild Live Rising Stars 2008 harus dimulai. Dengan menampilkan dua band rising stars dan dua guest star, Lapangan Buana Patra disulap menjadi venue dengan lautan penonton, minggu (27/04). Dan semua yang hadir di sana sudah tidak sabar untuk menggoyang 'lantai dansa'-nya masing-masing.

Salut untuk warga Singaraja yang hadir sore ini. Semua antusias dengan penampilan yang dipertunjukkan oleh rising stars, dengan damai dan aman. Tidak ada sedikit pun kericuhan yang dibuat, seakan mengikatkan solidaritas tanpa sengaja, rising stars menjadi media silaturahmi yang menyenangkan. Tidak saling kenal bukan berarti nol interaksi, semua bisa dianggap tidak kenal satu sama lain, dengan mengatasnamakan rising stars semua sepakat untuk mengikuti instruksi sang artis.

Dibuka oleh penampilan guest star dari Jakarta, Kathy & The Galations yang beraroma pop rock, lapangan bola yang tadinya sempet adem ayem seolah menjadi terbakar oleh nuansa yang diciptakan. Dengan membawakan lagu sendiri, yang seluruhnya dikarang oleh ayah sang vokalis, Teddy S (ex. drummer God Bless), penonton mungkin tak bisa ikut bernyanyi, tapi mereka tetap mengerahkan tenaga yang terpendam untuk berjingkrak-jingkrak. Baru pada lagu terakhir, Kathy mencoba membawakan lagu Tua-tua Keladi yang sempat dipopulerkan oleh Anggun C.Sasmi, penonton lepas dari kebisuannya. Dengan panduan vokalis, lautan penonton itu mulai menyanyikan, "mengaku bujangan / kepada setiap wanita / ternyata cucunya segudang..."

Tidak puas cukup puas hanya melihat band pembuka, penonton sudah mulai sibuk berebut tempat terdepan. Kali ini Andra and The Backbone tampil lebih bersemangat lagi. Musik yang kental dengan distorsi memaksa penonton untuk semakin berisik diposisinya masing-masing. Membawakan lagu-lagu macam Muak, Lagi dan Lagi, Main Hati hingga Musnah, penonton seakan sangat lekat dengan teks yang ditulis oleh Andra. Tak ada satu kata pun yang kelupaan untuk disebutkan bareng vokalis.

Suasana pun semakin memanas. Teriakan masal meminta siraman air semakin membahana disekeliling lapangan. Tanah yang mulai mengeluarkan kebul pasir, membuat tim semprot tidak tinggal diam. Penonton pun dibasahi agar dapat mengikuti acara dengan tenang.

Armand Cs. menaiki panggung. Penonton yang sudah basah menjadi tidak sabar untuk segera mengeringkan badannya dengan goyang mengikuti irama musik Gigi. Lagu hits semacam Janji, Perdamaian, Nakal dan 11 Januari tidak ketinggalan dalam list song yang mereka bawakan. Penonton jelas merasa di'rajakan' oleh Gigi malam ini. Semua bisa ikut bernyanyi bersama, sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing diposisi yang enggan minggir. Semua senang, dan bisa melepaskan gairah terpendam untuk bernyanyi dan loncat-loncat, Gigi benar-benar memberikan suguhan yang sempurna.

Malam pun menjelang larut. Nidji lagi-lagi dipercaya untuk menjadi penutup A Mild Live Rising Stars 2008 di Singaraja malam ini. Dengan mendengarkan intro lagu Heaven, penonton cuek saja menyanyikan bait lagu tersebut, walaupun lagu itu hanya digeber intronya saja. Lagu dari album pertama dan kedua, menjadi santapan penutup yang tepat untuk penonton. Kali ini juga Nidji membawakan lagu Indonesia Pusaka sebagai tambahan, yang menurutnya sangat penting untuk dibawakan.

"Nidji ingin membuat rakyatnya bangga terhadap bangsa Indonesia, karena kita sendiri cinta Indonesia," kata Giring beralasan. Dilanjut dengan Kau dan Aku, Hapus Aku, Disco Lazy Time, dan ditutup oleh Biarlah, penonton akhirnya dibiarkan pulang dengan membawa banyak cerita untuk teman dan orang rumahnya. Sebuah malam penuh aksi yang tak mungkin terlewatkan untuk semua, penonton dan juga artis. Karena semua disini bisa memberikan yang maksimal dan mendapatkan yang maksimal. (ip)

source: amild.com

Nidji Events May 2008

01.05.08: May Day Fiesta - Gelora Bung Karno - Jakarta
04.05.08: AML Rising Stars - Medan
06.05.08: Rising Stars - Rantau Parapat
07.05.08: Rising Stars - Padang Sidempuan
09.05.08: Inbox SCTV - Semarang
11.05.08: AML Rising Stars - JHCC - Jakarta
14.05.08: HUT OB - RCTI - Jakarta
15.05.08: Liquid Cafe - Yogyakarta
18.05.08: Kota Wisata Cibubur - Jakarta
21.05.08: SHOW - Stadion Sriwedari - Solo
23.05.08: SCTV Awards - Jakarta
24.05.08: StarOne - Manado
25.05.08: Bentoel Tour - Makasar
27.05.08: Bentoel Tour - Binjai
29.05.08: Bentoel Tour - Stabat
31.05.08: Gebyar BCA - Indosiar - Jakarta

Biarlah (Live at Eksklusif Trans TV)